"Wah ini edisi terakhir ya..?" kata Bang Iwan berseloroh, membuka pembicaraan dengan Tim Tabloi sambil melihat-lihat dua edisi Tabloid Oi sebelumnya.
Berikut petikan wawancara Tim Tabloi dengan Bang Iwan.
Genap 12 tahun usia Oi, tanggapan Bang Iwan?
(Bang Iwan menarik nafas dalam, sambil membetulkan letak duduknya). Oi harus terus menggelinding tinggal actionnya (aksi) saja. Omongan teman-teman Oi di berbagai diskusi dan acara-acara Oi yang saya ikuti sangat luar biasa. Dan SOPAN yang menjadi pilar dari Oi harus tetap hidup.
Program SOPAN Oi dalam konteks bagi bangsa menurut Abang?
Jangan terlalu jauh dulu deh, beresin diri sendiri dulu, jangan muluk-muluk, paling susahkan beresin diri sendiri (mengutip sabda sudah beres Oi) ketika nanti kita dibutuhkan diluar gagah jadinya.
Kongkritnya seperti apa Bang?
Seperti kita melempar batu di telaga, riak gelombangnya menyebar... (Bang Iwan berfilsafat). Kalau kita beres, keluarga beres, desa beres, kota beres, negara beres, dunia beres, cosmos beres. Nah, kalau Oi sendiri sudah beres kan nanti tetangga-tetangga melihat. Seninya, Olahraganya, Pendidikannya, Akhlak dan Niaganya (SOPAN) harus tetap berjalan. Dan itu tugas dari semua anggota Oi, jangan hanya cari identitas saja tegasnya. Nah kalau Oi sendiri sudah beres kan nanti tinggal action saja, masa kita tidak bisa?
Sejenak pembicaraan tentang ramainya demo BBM.
"Wah, ternyata demo BBM tidak seseram yang diliput televisi ya? Mahasiswa itu berani penting, kalau mahasiswa tidak berani wah repot. Saya coba orang rumah untuk meliput sendiri peristiwa tersebut (demo digedung DPR/MPR-red) ternyata tidak seseram itu. Malah sisi human interesnya yang saya lihat, seperti mahasiswa yang ingin merobohkan pagar, permisi dulu sama pedagang disana. Mereka ikut membantu memindahkan gerobaknya.
Ada juga sepasang kekasih sambil makan ketoprak (hahahahah... Bang Iwan tertawa).
Banyak kawan-kawan yang merindukan pertemuan Rebo'an Bang?
Ooo... itu juga satu kerinduan saya, buat isian saya. Saya juga bisa lihat dan mendapat manfaat banyak dari berbagai disiplin ilmu, saya butuh sebagai kebutuhan intelektual saya. Kuliahkan mahal bener... dengan disikusi rebo'an saya bisa mendengarkan langsung dari ahlinya di bidang disiplin ilmu masing-masing. (REBO'AN adalah diskusi yang pernah diadakan setiap hari Rabu beberapa tahun lalu dikediaman Iwan Fals, yang nama acara pada waktu itu OPINI RI, Obloran atas Pikiran dan Nurani-red).
Sebaiknya setiap kali pertemuan hanya membahas satu topik permasalahan yang sedang hangat jadi jangan banyak tema yang diangkat malah jadi tidak fokus.
Kampanye menanam pohon selalu jadi bagian konser-konser Abang.
Bagi saya setiap hari adalah hari bumi. Kalau ada yang mengajak saya tampil menyanyi wajib menananm pohon. Saya sadar kalau dilihat orang, siapa tahu tindakan saya itu dapat mempengaruhi orang lain untuk berbuat sama dengan saya (menanam pohon-red).
Pohon itukan menyimpan oksigen, dalam Islam tiap daun berdzikir. Dalam perangpun pohon mempunyai kedudukan mulia disamping perempuan, orang tua dan anak-anak. Kita wajib melindungi!
Kesan yang Bang Iwan dapat dari Oi?
Banyak supir-supir truk di Jawa bahkan Sumatera juga memakai gambar logo Oi. Saya sempat bertanya sama mereka kenapa pakai gambar Oi? Biar lancar Bang, kata mereka, ha ha ha (Bang Iwan tertawa). Ternyata menurut mereka juga membuat nyaman.
Masih aktif karate Bang...?
Ya. Didalam olahraga karate ada kepribadian, sopan santun. Karate dikenal sebagai gerbang sopan santun. Juga kejujuran dan pengendalian diri. Saya rasa semua olahraga. Olahraga itu bisa mempengaruhi mood. Olahragawan tidak ada yang suntuk dan stres. Orang yang suka olahraga pikirannya positif.* (Tim Tabloi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar