Hal ini mengakibatkan para pengungsi yang sempat pulang kembali mengungsi ke beberapa titik pengungsian termasuk ke Desa Sinduwati.
Salah satu dari 8 lokasi pengungsian di Desa Sinduwati ialah Lapangan Umum Mamed yang kini menampung hampir 300 jiwa dari anak-anak sampai lansia. Mereka berasal dari Dusun Tukad Sabuh, Perangsari, Geriana Kangin Geriana Kauh Duda Utara dan Peringsari.
Menurut Koordinator pengungsi di lapangan ini I Made Dana, kebutuhan yang sangat diperlukan oleh para pengungsi ialah alat penerangan (lampu), sanitasi air bersih dan MCK.
Untuk memenuhi keinginan para pengungsi maka, pada tanggal 3 Desember 2017 lalu Oi Satu Denpasar mengadakan gotong royong bersama TNI mendirikan 3 MCK darurat bantuan dari mahasiswa arsitek di Bali. Selain lampu dan sanitasi air, kebutuhan lain yang sangat mendesak yaitu terpal, matras dan selimut apalagi sekarang ini sudah memasuki musim hujan.
Selain bergotong royong Oi Satu juga bertujuan mengadakan survey tentang kebutuhan para pengungsi sehingga bantuan yang diberikan tepat sasaran dan tepat guna. (*Man Otick)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar